ASI Eksklusif Bisa Membantu Meningkatkan Kekebalan Bayi dari Paparan Covid-19

Redaksi | 6 Agustus 2021 | 18:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Diperlukan dukungan baik dukungan moral, spiritual maupun kebijakan kepada ibu menyusui agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya apapun status kesehatan sang ibu, demikian dikatakan Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kartini Rustandi. Menyusui secara signifikan mampu meningkatkan derajat kesehatan, perlindungan maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi maupun keluarga.

Wiyarni Pambudi, Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) menyebutkan ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI Eksklusif untuk buah hatinya. Justru berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

''Ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI-nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas COVID-19 kepada bayinya,'' kata Wiyarni.

Antivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas Covid-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

Peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.

''Ibu yang telah vaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,'' terangnya.

Dia berharap dukungan dan semangat terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif kepada buah hatinya terus digalakkan terutama saat pandemi Covid-19. Selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19.

Satgas Covid-19 IDAI mencatat hingga akhir Juli 2021 sebanyak 447 anak berusia di bawah 1 tahun meninggal akibat COVID-19, yang mana 16% diantaranya bayi baru lahir.

Aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif Covid-19. ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung.

''Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisisnya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,'' pesannya.

Entos Zainal, Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia menekankan dalam situasi sekarang ini, PERSAGI bersama Kementerian Kesehatan, Pemda mauoun organisasi non pemerintah aktif memberikan edukasi melalui talkshow, menerjunkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan langsung kepada masyarakat serta menyediakan layanan tele konsultasi untuk memantau kesehatan ibu dan anak.

Sumber: kemkes.go.id.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait